Menyambut kehadiran Rumah Autis Karawang
Sambutan pemerhati dunia anak spesial semakin tumbuh dari waktu ke waktu. Ini dibuktikan dengan hadirnya Rumah Autis cabang ke-7 di Karawang Barat pada awal tahun 2010. Sebelumnya, pada bulan Oktober, Rumah Autis Pakuan, yang beralamat di Jl Danau Singkarak Blok E3/ 13-14, Duta Pakuan Indah, Tegalega, Bogor Tengah, juga telah hadir menjadi cabang Rumah Autis ke-6.
Adalah Umi Umar, sang pemrakarsa ide berdirinya Rumah Autis Karawang. Ibu yang kini memiliki anak spesial asuhan Rumah Autis Bekasi, itu mendapat izin menempati rumah sang adik yang rencananya akan digunakan oleh Rumah Autis sampai satu tahun ke depan.
Menurutnya, sudah ada 6 calon anak spesial yang bakal mendapat terapi di Rumah Autis yang berlokasi di Komplek Perumahan Perum Karaba, Blok R 23, RT 05/10, Kelurahan Wadas, Teluk Jambe, Karawang Barat, 41361.
Sementara Kepala Divisi PAS Rumah Autis M. Nelwansyah, saat melakukan survey akhir November lalu, yang ditemani Bendahara Yayasan Cagar Tatin Mulyatin, Kepala Cabang Rumah Autis Bekasi Isti Munawaroh, Staf Bendahara Halilintar, Staf Sekretariat Yayasan Cagar Danu Permana, dan anak spesial kami, Ari, telah mengapresiasi bahwa rumah yang memiliki dua kamar tidur dan satu ruang tamu tersebut sudah representatif untuk menjadi cabang Rumah Autis.
“Sudah memenuhi kriteria. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memulai. Insyaallah awal tahun 2010. Sekarang masih menjalani tahap observasi. Rencananya, keenam anak tersebut bersama seorang calon terapisnya akan melakukan observasi ke Rumah Autis Bekasi. Tujuannya, supaya mereka lebih mengenal aktivitas Rumah Autis dari dekat,” ujarnya.
Menebar Jala Respons
Jika dikomparasi dengan data tahun 2000, di mana Harian Kompas mencatat, di tahun 1990 pertumbuhan anak autis 1 : 5000, maka di tahun 2000 menjadi 1 : 500. Lalu berapa menjelang dekade ke-3? Tahun 2009 ini sudah mendekati perbandingan 1 : 100 (detikhealth.com). Hal ini ditandai, di antaranya, dengan munculnya anak-anak spesial di setiap sekolah negeri maupun swasta.
Data yang mengejutkan tersebut membuat Rumah Autis—dan tentunya juga lembaga pemerhati dunia anak spesial lain—terus menggenjot kinerja. Sebab angka ini beberapa tahun ke depan akan terus menciut. Bisa jadi di antara anak-anak kita, saudara kita, dan tetangga kita, akan menderitanya. Karena itu, sosialisasi, kerjasama, dan tentunya peningkatan pelayanan, adalah di antara kesungguhan yang kami terus tingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menginformasikan eksistensi dunia anak spesial ke ranah publik, untuk selanjutnya diharapkan masyarakat dapat ikut berperan lebih luas. Di antaranya, ya dengan mendukung pertumbuhan cabang-cabang Rumah Autis di seluruh penjuru tanah air ini.
Menurut M. Nelwansyah, Rumah Autis berharap mendapat respons lebih kuat dari masyarakat seluruh penjuru tanah air. Tetapi untuk tahun 2010, Rumah Autis masih baru menargetkan pertumbuhan menjadi 15 cabang.
“Kami selalu merespons postif bagi siapa saja yang ingin membantu peran sosial Rumah Autis. Setidaknya ada 8 cabang lagi yang kami targetkan hadir di tahun 2010 nanti. Itu untuk cabang mana saja. Paling tidak setiap cabang bisa mewakili kota/ kabupaten di seluruh provinsi tanah air,” terang Nelwan, sapaan akrabnya.
Masih menurutnya, pendirian cabang Rumah Autis perlu memenuhi kriteria. Tentunya ini bertujuan agar kegiatan berbasis sosial ini dapat terus eksis, produktif, berkembang, dan memberi manfaat lebih luas. Di antara kriteria yang utama adalah; pertama, di daerah itu terdapat 10—15 anak spesial; kedua, ada tempat yang cukup representatif; ketiga, SDM yang memadai; dan yang terakhir, cukup sumber dana operasional untuk memulai.
Respons Anda akan membantu kerja-kerja kemanusiaan Rumah Autis menjadi lebih bermakna bagi dunia anak spesial. Terimakasih... :-D (PR)
1 komentar:
Assalam ,, ahiSubhanallah bwt para mujahid yang peduli dgn pendidikan ABK. smoga Allah mmberkahi hidup anda. Sya dari karawang mudah2 di masa mendatang bisa mmbantu anda. sy seorang guru penjas yang pernah belajar Pend jasmani untuk ABK. . Semoga Allah dapat mempertemukan kita. bukan materi yang dicari tapi ridho Allah demi kemaslahatan mahluk ciptaanya. Wassalam,///
Posting Komentar