Rabu, 29 Juli 2009

Jus Buatan Anak ‘Spesial’, Puasnya Dobel...!




Betapa nikmatnya mereguk jus di siang hari yang selalu panas menyengat ini.



Hari itu, Rabu (29/ 7), seorang pembeli jus terlihat semringah. Tawanya renyah menyaksikan Jalu (16), si pembuat jus itu, saat menyiapkan hidangan jus. Sebab, buah alpulkat yang dipilihnya ternyata mau dibelah dengan pisau terbalik. Ditambah, ketika buah alpukat itu ‘bisa’ terbelah, bijinya tiba-tiba menggelinding jatuh ketika akan dimasukan ke keranjang sampah. Hampir saja Jalu mengejarnya, kalau sang pemandu yang mendampinginya tidak segera menahannya. Mmh... rupanya momen inilah yang membuat si pembeli itu tergelak.

Sama rasa, sama harga; itulah yang bisa kita kecap dari minuman jus buatan anak-anak spesial. Selain segar, tentu puas. Dan, arti puas di sini benar-benar dobel; puas melepas dahaga, puas pula kita mencurahkan rasa simpatik kita.

Buah yang dijual juga untuk minuman jus pada umumnya. Ada buah jambu, mangga, alpukat, melon, dan jeruk. Dan percaya atau tidak, mereka juga yang membelinya ke pasar. Salut, ya...? Bagi anak spesial menjelang remaja seperti mereka, ini sebuah perkembangan yang dahsyat. Bahkan, perputaran uangnya juga melibatkan mereka. Mulai dari menerima dan menghitung, berapa pendapatan hari itu dan seterusnya. Sebuah upaya menerapkan proses terapi yang paripurna.

“Awalnya harga Rp.3000/ gelas. Melihat perkembangan menjadi Rp5000/ gelas. Pernah suatu kali mereka mendapat borongan 50 gelas. Sekarang, omset per hari mereka rata-rata mencapai Rp50.000 per hari. Dari sana mereka bukan hanya bakal belajar memenuhi kebutuhannya sendiri sehari-hari seperti makan-minum, tetapi rasa tanggung jawab, menjaga amanah, dan pelayanan (komunikasi) dengan orang lain juga didapat,” urai Isti Munawaroh, Kepala Sekolah Rumah Autis cabang Bekasi.





Antara Jalu, Ari, Lutfi, dan masa depan...?

Sebenarnya Jalu, Saldi, Lutfi, Christopher, Soraya, dan ke-5 sahabat lainnya adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang sedang menjalani program Balai Latihan Keterampilan, sebuah program berkelanjutan yang digagas oleh terapis Rumah Autis pusat. Bukan hanya ‘berbisnis’ jus, tetapi melakukan keterampilan lain seperti menyulam, memasak, membuat hidangan minum dan makan, bersih-bersih kantor, bahkan termasuk belajar laminating, fotokopi, dan mencuci motor. Semua program ini akan dilakukan secara berkala. Tujuannya agar mereka siap menghadapi masa perkembangan di masa mendatang. Dengan demikian, mereka setidaknya bisa berdaya dan tidak terlalu merepotkan orang lain. Syukur-syukur bisa menghasilkan dan mandiri. Sehingga lebih mudah diterima dalam tatanan masyarakat luas.


Paman Sam Pernah Memulai

Metode semacam BLK ini, juga pernah dilakukan di Amerika Serikat. Anak-anak spesial di sana dilatih berdasarkan minat dan bakatnya. Lalu setelah mengalami perkembangan signifikan, mereka diarahkan untuk terjun ke lapangan. Salah satu contoh seperti kerjasama yang dilakukan dengan restoran cepat saji Mc Donald. Dalam wahana resto tersebut, anak-anak spesial ini belajar ‘aksi’ nyata, layaknya waiters pada umumnya. Hasilnya, terbilang cukup memuaskan. (PR)

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial