Selasa, 10 Maret 2009

Tung Desem Waringin, Orangtua Autis & Anda

Usai Tung Desem Waringin mengisi Seminar di Festifal Enterprenuer Indonesia (Milad ke 3 Komunitas TDA) di Gedung BPPT Jakarta Pusat, Ahad 1 Maret 2009. Kami dari tim Fundrising YCKK sempat mewawancarai Beliau, berikut hasil wawancaranya:


Apa saran dan motivasi Anda untuk Orangtua yang anaknya Autis?


”Untuk ibu-ibu yang anaknya menderita autis, saya turut bersimpati. Tapi saya tahu persis bahwa apapun dalam hidup ini yang terjadi tidak ada artinya, hanya ada artinya sampai kita yang memberi arti.

Kita bisa memberi arti bahwa itu kutukan Tuhan, tapi juga bisa kita memberi arti bahwa itu panggilan Tuhan. Untuk membuat kita lebih sayang, lebih dekat, lebih mendidik anak kita dengan penuh kesabaran dan ketegasan tetap dengan ketegasan juga, yang semuanya dalam bentuk kebijaksanaan.

Keras diwaktu yang tepat, baik di waktu yang tepat, sabar di waktu yang tepat juga, tangguh di waktu yang tepat. Juga sehingga anak yang jadi titipan Tuhan ini tetap saya tahu banyak sekali orang-orang yang autis akhirnya bisa juga jadi sukses di dalam kehidupan sehari-harinya dia, karena orang tuanya terus, ibunya, bapaknya, saudara-saudaranya, terus mau mengorbankan waktunya dia,mengorbankan tenaga pikirannya, terus belajar tentang anak-anak autis dan bagaimana mendidiknya. Jadi ketika kita terus mau berjuang ternyata ada efek yang positif.

Jadi, saya tahu bahwa sekali lagi terserah kita yang memberi arti. Tapi semaksimal mungkin, betul tidak mudah. Tapi kalau kita bisa memberi arti bahwa itu adalah panggilan Tuhan untuk membuat kita lebih dekat dengan anak kita, supaya anak kita lebih berguna, bila perlu menjadikan anak kita yang sholeh, kita lakukan yang terbaik untuk anak kita. Semoga bermanfaat. Saya Tung Desem Waringin, mengucapkan Salam dahsyat!”


Apa himbauan Anda untuk orang-orang yang bukan orangtua anak Autis untuk bisa tetap memperjuangkan anak-anak autis dan keluarga yang kurang mampu ini


”Untuk keluarga yg anaknya diberkahi, anak-anak yg sehat itu adalah sungguh suatu perasaan yang bersyukur luar biasa dalam ... karena anak-anak yang sehat dan normal bahkan dahsyat itu adalah suatu kebanggaan bagi orang tua.

Dan karena di luar sana, ternyata ada banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati apa yang bisa dinikmati oleh anak-anak kita yang normal dan dahsyat tadi, yaitu mereka menderita autis dan kemudian orang tuanya juga tidak punya kemampuan. Jadi alangkah baiknya kita mulai dari diri kita sendiri apa yang bisa kita bantu sebagai perwujudan syukur anak kita sehat dan sebagai suatu perwujudan bahwa kita juga peduli terhadap dunia di luar diri kita.

Entah berapalah. Semua tidak ada kewajiban. Mungkin kita bisa nyumbang ... apalah. Atau entah pakaian, baju, buku, uang ataupun tenaga untuk mengajar. Ini bukan masalah besar kecilnya, tapi keikhlasan kita untuk memberi. Sampai just smal thing! Just sekecil aja. Uang berapapun, kecil aja. Tapi yang besar tentu saja lebih bagus dan itu yang lebih diharapkan.

Jadi mulailah kita dari kita. Entah kecil yang penting ikhlas, yang besar ikhlas lebih bagus lagi, mulailah kita membantu orang yang ada di sekitar kita. Semoga bermanfaat dan benar-benar membuat autis di dunia ini semakin lama semakin sedikit dan saya senang sekali adanya Rumah Autis yang menampung orang-orang yang punya anak autis dan dhuafa,.dan itu adalah suatu perbuatan yang mulia.

Karena saya tahu bahwa dalam kehidupan ini kita harus mempunyai 2 account atau 2 rekening. 1 adalah personal account, ia sadar harus kaya. Dan kemudian yang kedua anda juga harus punya satu yang namanya social account, anda juga tidak bisa social account terus tapi tidak punya personal account, juga anda tidak bisa personal account terus tapi tidak punya social account.

Saran saya sisihkan, entah sesuai dengan agamanya kita masing-masing saya tidak tahu karena agamanya masing-masing punya aturannya masing-masing, atau lebih, lebih indah lagi gitu ya.

Saya yakin bahwa seperti pohon, bahwa pohon itu kalau tidak pernah di gunting, tidak pernah di treaming tidak bisa berbuah lebat tidak bisa tumbuh cabangnya lebih banyak, saya selalu percaya hukum alam kalau anda benar-benar istilahnya pengen kaya raya itu di treaming, kalau pohon itu dipotongin cabang-cabangnya.

Dan cabang-cabang anda akan jauh lebih banyak dan lebih besar, jangan dipotong sampai akarnya nanti mati dan tidak akan tumbuh, tapi tetap cabang-cabangnya di potong, sumbanglah entah berapa potonglah dan tercatat. Saya doakan sesuai hukum alam anda akan tambah kaya dan tambah sukses dalam kehidupan ini dan di akhirat nanti, Amin.”


Reporter : Deka & Muslim
Translate : Tini & Wahyu


Public Relation
YCKK 2009

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial