Mensyukuri Puncak Kepedulian Para Empatisan
“Sanlat & Barkah Rumah Autis 2009”
Rumah Autis hari ini, Sabtu (12/9), benar-benar menghaturkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT dan segenap empatisan Rumah Autis di mana pun berada. Sebab, melalui acara sanlat dan baksos yang digelar selama dua hari, Jumat (11/9) dan hari ini, wujud kepedulian terasa begitu memuncak. Mereka para empatisan tersebut adalah para orangtua, masyarakat berbagai kalangan/ profesi, media, rekanan, lembaga, tokoh masyarakat, figur publik, dan donatur individu maupun perusahaan.
Kepedulian terus berdatangan. Kepercayaan terus mengalir. Karena itu, kami pun tak berhenti untuk terus meningkatkan kinerja dan kepercayaan guna menyukseskan program kemanusiaan di bidang autisma dan dunia anak berkebutuhan khusus ini. Dan, hari ini kami merasa berbahagia bisa saling berbagi kesempatan kepada segenap rekan dan empatisan, terutama kepada Duta Rumah Autis Marcella Zalianty dan Pundi Amal SCTV yang secara simbolis akan menyampaikan amanahnya untuk kami.
Acara Sanlat & Baksos Barkah (Tebar Berkah) Ramadhan 1430 H ditujukan agar dapat mengenalkan anak-anak terhadap nilai keagamaan; mengakrabkan hubungan antar mereka; meningkatkan kepercayaan dan kemandirian; dan membentuk budi pekerti yang baik. Hingga hari ini acara berjalan cukup lancar. Beragam acara yang mendidik dan menghibur juga menjadi ajang penguatan emosional antara anak-anak spesial dan para terapis. Di antara kegiatan lomba tersebut adalah lomba menulis kaligrafi, membaca/ menghapal surat pendek, dan shalat tarawih. Kemudian menyiapkan makanan-minuman, berbuka/ sahur bersama, menonton film keagamaan, dan mendengarkan tilawah Al-Quran. Meski dilalui dengan beragam pernik yang heboh dan ‘menantang’, seperti saat memandikan anak-anak spesial, acara ini sungguh memikat dan meninggalkan kesan mendalam.
Saat Tepat Merangkul Anak Spesial (hidupkan jargon ‘Jangan Olok-olok Anak Autis’)
Semoga acara yang akan berakhir hari ini menjadi momentum terbaik untuk mengokohkan kepedulian kita semua. Mereka anak-anak autis dan anak berkebutuhan khusus lainnya, sudah saatnya kita rangkul dan lindungi semampu kita. Sebab, dengan keterbatasan pengetahuan autis di kalangan masyarakat kita, anak-anak spesial ini cenderung menjadi bahan olok-olok. Mereka sering dianggap gila, bahkan terkucil dan sebagian terpasung di sudut-sudut kampung. Ini tragis dan tak seharusnya dibiarkan. Keawaman kita perlu kita isi dengan terus mencurahkan perhatian dan membantu mensosialisasikan ke seluruh masyarakat. Sebab, kepedulian kita walau hanya sekadar menghargai mereka, setidaknya dapat membangun rasa kebersamaan dengan anak-anak spesial untuk hidup layak berdampingan dengan kita semua. Semoga.
Bekasi, 12 September 2009
Khoironi
Kepala Divisi PR Rumah Autis
0 komentar:
Posting Komentar