Sabtu, 12 September 2009

Menikmati Rindu yang Terus Berulang


Catatan ringan Sanlat-Barkah 1430 H; momentum tahunan yang pantas dirindukan...


Ibarat sebuah film, Sanlat-Barkah seperti episode terbaik yang dimainkan Rumah Autis setiap tahun berkiprah. Setiap Ramadhan, Rumah Autis memang tiada henti menghadirkan Sanlat dan Barkah (Tebar Berkah, istilah pengganti baksos, red.) Maka, di episode inilah segala ‘puncak’ perjalanan Rumah Autis tersublim. Puncak rasa syukur bertemu kembali dengan Ramadhan; puncak indahnya silaturahim yang semakin erat antara para relawan, orangtua, anak-anak, guru/ terapis, donatur, dan rekanan; puncak kebahagiaan berbagi yang menggemuruhkan berkah bagi semua; dan puncak kesalihan pribadi akan hakikat kembali suci memasuki gerbang yang Fitri...


Menikmati episode kali ini, Sanlat & Barkah 1430 H/ 2009, kita selalu terbawa rindu masa lalu yang terus berulang. Beberapa penyempurnaan terus dilakukan, sebagai upaya pertanggungjawaban kepada para pemercaya Rumah Autis yang terus mengalir. Agenda acara tentu masih terikat oleh ritual berpahala yang mesti dijalani anak-anak berkebutuhan khusus, seperti sahur dan buka bersama, shalat tarawih, mendengar tilawah, dan menonton film keagamaan. Kegiatan lain yang seru dan mendidik adalah fun cooking (membuat es buah untuk berbuka) fun playing, dan pentas seni (bermain rebana dan menyanyi lagu islami). Anak-anak berjumlah 26 orang tersebut, selama dua hari, sejak Jumat (11/9) sampai Sabtu (12/9), benar-benar ‘dimanjakan’ oleh para guru/ terapis. Keenam belas guru/ terapis yang hadir, mendampingi mereka sejak pagi hingga menjelang tidur, lalu bangun tidur dan menjalani aktivitas sanlat dengan penuh semangat. Sungguh sebuah momentum tahunan yang pantas dirindukan.


“Kami orangtua memang merasa belum mampu untuk mengajarkan anak-anak kami tentang agama. Karena itu kami sangat berterimakasih sekali dengan para guru di Rumah Autis untuk mengadakan acara sanlat ini,” ujar Umi Maruf, salah seorang perwakilan Komite Orangtua yang memberikan sambutan.


Acara yang bertempat di Ruang Aula, lantai 2, Rumah Autis Bekasi ini, memang bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai Islam kepada anak spesial (muslim) Rumah Autis. Dengan demikian, interaksi dengan kegiatan islami ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri akan kesadaran beribadah.


Akhir yang Berkesan

Semalaman menginap, membuat esoknya, Sabtu (12/9), menjadi hari paling menghebohkan seluruh peserta sanlat Rumah Autis Bekasi. Pagi itu, teriak anak-anak kami menggema ke seluruh penjuru ruangan. Silih berganti sahut menyahut. Ya, mandi pagi adalah kegiatan paling menghebohkan dan lumayan ‘menantang’ sabar. Untung saja para guru/ terapis sudah terbiasa. Dan, menjadikan acara mandi ini sebagai momentum paling unik untuk dikenang.


Usai ‘upacara adat’ memandikan anak-anak spesial, acara berlanjut meriah. Fun Playing dan games seru, termasuk di dalamnya acara tukar kado, dan pengumuman pemenang lomba yang diadakan pada hari sebelumnya, dilewati penuh kebersamaan.


Menjelang siang, tiba saatnya Kak Marcella Zalianty sang Duta Rumah Autis hadir melengkapi kegembiraan anak-anak kami. Bahkan, Kak Marcella mengajak serta Pundi Amal SCTV untuk ikut berbagi menghidupkan suasana Sanlat & Barkah Rumah Autis tahun ini.


Suasana di luar ruang aula, ramai oleh para orangtua. Anak-anak masih saja dengan ‘dunianya’, kadang berceloteh tak tentu makna. Menarik bagi Marcella, yang mengungkapkan sambutan ringannya. “Alhamdulillah, saya senang dan bersyukur mendapatan kesempatan untuk kembali ke sini, berkumpul dengan anak-anak di Rumah Autis. Tentu saat ini, kehadiran saya ingin berbagi bersama anak-anak spesial. Dan, dukungan dari sahabat saya Ananda Mikola dan Bang Azis, semoga dapat melengkapi kebahagian hari ini (donasi senilai Rp.3.000.000,-),” ujar Marcella yang segera dibalas oleh ucapan terimakasih dari anak spesial, Saldi. “Terimakasih, Kak Marcella! Duta kami yang cantik dan selalu merangkul serta menyayangi saudara-saudara kami di mana pun mereka berada.”


Usai seremonial Marcella dan Saldi, Bapak Tri Sanggono dari Pundi Amal SCTV juga turut memberikan sambutan dukungan. “Sungguh saat ini kami senang sekali bisa ikut bergabung. Ini kesempatan bisa berbagi dengan anak-anak di sini. Kami merasa belum bisa berbuat apa-apa. Hanya paket alat sekolah yang bisa kami sampaikan (75 paket tas dan alat tulis, red.). Semoga bermanfaat,” kata pria beruban yang murah senyum tersebut. Sama halnya dengan Marcella, Pak Tri Sanggono pun mendapat ‘balasan’ dari anak autis, Adil, dengan menyampaikan slogan, “SCTV, satu untuk semua!”. Riuh tepuk tangan dan tawa memeriahkan seremonial hari itu.


Selain sambutan dari kedua donatur di atas, panitia juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada para donatur lain yang telah banyak memberikan kontribusi materi berupa uang, sembako, bingkisan lebaran (perlengkapan shalat), Al-Quran dan alat elektronik (AC). Semuanya sungguh besar dan bermanfaat. Kami bahkan tidak bisa menyebutkannya satu per satu dalam tulisan terbatas ini. Sebagian kami berikan kepada anak-anak asuh beserta keluarganya di seluruh cabang. Kami dan orangtua/ anak-anak spesial, merasakan berkah bersama; sama-sama mendapat bingkisan, uang, dan sembako. Alhamdulillah. Kami berdoa dan berharap, semua penghargaan ini hanya akan dibalas oleh Allah secara berlipat-lipat. Amin.


Perpisahan Mengagumkan

Doa penutup yang syahdu, mengakhiri perjalanan episode puncak Ramadhan tahun ini. Direktur Rumah Autis Deka Kurniawan, menghantarnya sebelum membacakan doa. “Sesungguhnya, apa yang kami lakukan adalah semata-mata ingin mendapatkan keistimewaan seperti yang didapat oleh para orangtua dan anak-anak autis, yakni berupa surga-Nya. Kami ingin bergandengan erat dengan mereka. Dan hanya ini yang baru kami bantu semampu kami bisa. Sesungguhnya, kepedulian adalah bukan hanya milik ras, suku, bangsa, negara, golongan, bahkan agama tertentu. Tetapi kepedulian adalah milik semua manusia. Milik kita semua. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Kak Marcella, SCTV, dan kepada semua donatur, simpatisan, media, rekanan, relawan, orangtua, dan empatisan yang telah membantu menyukseskan program-program kami,” gamblang Deka yang dilanjuti oleh doa, yang membuat hening sementara seantero ruang dan membuat beberapa relawan dan orangtua menitikkan air mata.


Perpisahan yang mengagumkan. Perpisahan yang menyisakan memori yang tak hanya patut dikenang, tetapi juga pantas dirindukan. Semoga kita masih bersama di Ramadhan mendatang. (PR)

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial